Mesothelioma is a form of cancer which occurs in thin membranes (called the mesothelium) lining the chest, lungs, abdomen and sometimes the heart. Although quite rare, mesothelioma symptoms strike more than 200 people each year in the United States. The majority of mesothelioma cases are directly linked to asbestos exposure.
Because of the long latency period of mesothelioma, the average age of patients is between 50 and 70 years. Mesothelioma affects men most due to the high exposure of asbestos in industrial typed jobs. Mesothelioma symptoms include respiratory problems, shortness of breath, continual cough and pneumonia. Other mesothelioma symptoms include weight loss, abdominal problems and swelling. In some mesothelioma patients, the mesothelioma symptoms are quite muted, making it hard for mesothelioma doctors to diagnose.
Mesothelioma doctors specialize in the study, research, and treatments of Mesothelioma cancers.
Mesothelioma (or the cancer of the mesothelium) is a disease in which cells become abnormal and replicate without control. During Mesothelioma, these cells will invade and damage tissues and organs. Mesothelioma cancer cells can spread throughout the body causing death.
Mesothelioma treatments and Mesothelioma clinical trials and tests
There are many mesothelioma treatment options available. Treatments include surgery, radiation therapy and chemotherapy and the mesothelioma treatment depends on the patient’s age, general health and stage of the cancer. There has been much mesothelioma research conducted throughout the past two years to find new treatment methods. Click here to read more about mesothelioma treatment techniques.
Through mesothelioma research, The National Cancer Institute has sponsored mesothelioma tests and clinical trials that are designed to find new treatment methods. Because of the increase in number of mesothelioma cases in the United States, both governments have increased funding for mesothelioma research. Mesothelioma research and clinical trials have been successful in developing new techniques to fight this cancer and the outlook for more advanced mesothelioma treatments is promising.
Surgery is the most common treatment method for malignant mesothelioma. Tissues and linings affected by mesothelioma are removed by the doctor and may include the lung or even diaphragm.
A second mesothelioma treatment method is radiation therapy through the use of high energy x-rays that kill the cancer cells. Radiation therapy can be outside or inside the body.
A third mesothelioma treatment method is chemotherapy. Through pills or drugs through needles, chemotherapy drugs are used to kill cancer cells.
A new mesothelioma treatment method is called intraoperative photodynamic therapy. In this treatment, light and drugs are used to kill cancer cells during surgery for early stages of mesothelioma in the chest. Although there are numerous treatments and drugs for mesothelioma, doctors are losing the battle against this deadly disease. Most mesothelioma treatments involve old techniques combined with different drug cocktails. However, in most cases, these mesothelioma treatments have many side effects including organ damage, nausea, increase in heart failure etc. The rush to find a more effective mesothelioma treatment or even cure is ongoing at numerous clinical labs across the nation. Let's hope that the mesothelioma treatments will one day erradicate mesothelioma cancer and asbestosis.
With an abundance of information on the Internet, Mesothelioma Cancer and Asbestos ([http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com]) has consolidated the most important issues surrounding Mesothelioma, Mesothelioma doctors and symptoms, Mesothelioma treatment, Mesothelioma research and tests.
At [http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com], the website contains useful resources on Mesothelioma lawyers and attorneys, as well as causes by asbestos exposure, asbestos removal, asbestos attorneys and lawsuits, and asbestos cancer. Patients stricken by Mesothelioma and their families require support and current information. Mesothelioma Online Resources hopes to educate and give hope to survivors and victims.
Mesothelioma is such a harsh disease. Not only does it take years for symptoms to appear, but there are limited treatements and drugs that will prolong the lives of workers stricken with mesothelioma. In many cases, the death rate of mesothelioma is unfortunately very high. However, with increased funding in mesothelioma research through the government and private grants, the outlook for a mesothelioma cure is quite possible. In the meantime, mesothelioma support groups and local discussions provide the ongoing support for mesothelioma patients.
Mesothelioma Cancer and Asbestos ([http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com])is your source for mesothelioma and asbestos information, treatments, clinical trials, attorneys, support groups and lawyers.
About the website: Michael Kenneth is a successful Internet Publisher and has researched and written on many topics for [http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com] - your complete source for mesothelioma information, mesothelioma attorneys and lawyers, mesothelioma treatments and research, asbestos exposure and removal, asbestos attorneys and legislation as well as asbestos cancer.
Seiring kondisi kecemasan masyarakat mengenai wabah Covid-19 atau virus
corona meningkat di berbagai negara, masih terdapat kabar baik yang bisa
menenangkan kekhawatiran itu.
Kabar baik itu tertuang dalam analisis seorang pemenang Nobel sekaligus ahli biofisika Stanford, Michael Levitt.
Pada penelitian tersebut memperkirakan peningkatan jumlah kematian terkait kasus virus corona akan terus berkurang dari hari ke hari.
Dikutip TribunPalu.com dari media teknologi daring Israel, calcalistech.com Michael Levitt menceritakan detail soal kabar baik ini.
Levitt sengaja mengirimka pesan-pesan menenangkan kepada teman-temannya yang berada di China.
Lalu, analisis Levitt tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin dan diteruskan melalui pesan broadcast.
Kabar baik ini pun menjadi pembicaraan populer untuk berbagai wawancara di Asia.
Levitt mungkin bukanlah ahli epidemiologi, tetapi ia memahami betul tentang perhitungan dan statistik, katanya kepada Calcalist dalam sebuah wawancara telepon.
Meskipun dia yakin pandemi ini akan berjalan baik-baik saja, Levitt menekankan dukungannya terhadap semua kebijakan demi keselamatan yang saat ini sedang diterapkan dan wajib untuk dipatuhi.
Levitt sama sekali tak bermaksud menjadi nabi yang meramalkan kapan akhir dari pandemi ini terjadi, sebab analisisnya tepat merupakan hal yang tidak disengaja.
Istrinya, Shoshan Brosh adalah seorang peneliti seni di China dan kurator untuk seni fotografer setempat, yang berarti pasangan ini harus membagi waktu mereka antara Amerika Serikat, Israel, dan China.
Saat kasus corona ini meledak, Brosh menulis kalimat penyemangat kepada teman-temannya di China.
"Ketika mereka menjawab kami, mereka menggambarkan betapa rumitnya situasi di sana (China), saya memutuskan untuk menelisik lebih dalam pada angka-angka (laporan kasus setiap harinya) dengan harapan bisa mendapatkan beberapa kesimpulan," jelas Levitt seperti dikutip dari Calcalistech yang terbit Jumat (13/3/2020).
“Tingkat infeksi virus di provinsi Hubei meningkat 30% setiap hari. Itu adalah statistik yang menakutkan. Saya bukan ahli influenza tetapi saya bisa menganalisis angka dan itu adalah pertumbuhan eksponensial," sambungnya.
Pada tingkat ini, kemungkinan terburuknya seluruh dunia seharusnya sudah terinfeksi dalam 90 hari, katanya.
Namun, dari hari ke hari tren tersebut berubah.
Ketika Levitt mulai menganalisis data pada 1 Februari, Hubei memiliki 1.800 kasus baru setiap hari dan dalam enam hari jumlah ini mencapai 4.700.
“Dan kemudian, pada 7 Februari, jumlah kasus infeksi baru mulai menurun secara linear dan tidak berhenti. Seminggu kemudian, hal yang sama terjadi dengan jumlah kematian," kata Levitt.
Itu artinya, perubahan yang signifikan pada kurva ini menandai titik puncak.
"Perubahan dramatis pada kurva ini menandai titik tengah dan memungkinkan prediksi yang lebih baik tentang kapan pandemi akan berakhir. Berdasarkan itu, saya menyimpulkan bahwa situasi di seluruh Tiongkok akan membaik dalam dua minggu. Dan, memang, sekarang ada sangat sedikit kasus infeksi baru,” lanjutnya.
Pesan Levitt dalam sebuah broadcast itu dengan cepat membuat penasaran masyarakat China dan orang-orang yang ingin memastikan dia memang menulis informasi yang benar.
Kemudian, mereka pun mulai menghubungi Levitt untuk mengkonfirmasi prediksinya itu.
“Itulah bagaimana saya tahu saya perlu melanjutkan (analisis angka tersebut),” katanya.
Levitt mulai mengirimkan laporan berkala kepada teman-temannya di China, dan popularitas mereka menyebabkan wawancara di televisi China, misalnya pada CGTN yang setara dengan CNN.
Berdasarkan berkurangnya jumlah kasus infeksi dan kematian, katanya, virus itu mungkin akan hilang dari China pada akhir Maret.
Levitt menghindari membuat prediksi ini secara global.
Di China, katanya, jumlah kasus infeksi baru akan segera mencapai angka nol.
Lalu Korea Selatan telah melewati titik puncak dan sudah dapat melihat ujung akhir wabah ini.
Menurutnya, mengenai seluruh dunia, masih sulit untuk memprediksikannya.
Dari hasil hitungannya itu dengan tepat menemukan bahwa China akan melalui puncak virus corona terburuknya, jauh sebelum banyak pakar kesehatan memperkirakan.
Jika sejumlah ahli epidemiologi memprediksi akan ada gangguan sosial besar-besaran dan berkepanjangan serta jutaan kematian, analisis Levitt justru berkebalikan dengan skenario terburuk itu.
"Yang kita butuhkan saat ini adalah mengendalikan kepanikan. Dalam skala besar, kita akan baik-baik saja," kata Levitt dalam wawancaranya.
Data yang digunakan Levitt
Lantas data apa yang dianalisis oleh Levitt dari kasus wabah virus corona di China?
Pada 31 Januari, China mencatat 46 kasus kematian baru karena virus corona dan 42 kematian sehari sebelumnya.
Meski jumlah kematian terus meningkat setiap harinya, tetapi tren kenaikan itu perlahan mereda.
Menurut penelitiannya, Levitt menemukan fakta bahwa kasus baru yang sedang diidentifikasi atau dalam masa pasien dalam pengawasan (PDP) cenderung lebih lambat daripada jumlah kasus baru positif terinfeksi corona menjadi tanda awal bahwa lintasan wabah telah bergeser.
"Ini menunjukkan bahwa tingkat peningkatan jumlah kematian akan melambat pada pekan-pekan mendatang," tulis Levitt dalam sebuah laporan yang dikirim kepada teman-temannya, 1 Februari lalu, yang secara luas dibagikan di media sosial China.
Itulah mengapa ia berani memperkirakan jumlah kematian akan berkurang setiap hari.
Prediksi yang akurat
Tiga minggu setelahnya, Levitt mengatakan kepada China Daily News bahwa tingkat pertumbuhan virus telah memuncak.
Dia memperkirakan bahwa jumlah total kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di China akan mencapai sekitar 80.000, dengan sekitar 3.250 kematian.
Perkiraan ini ternyata sangat akurat.
Pada 16 Maret, total kasus Covid-19 di China tercatat sejumlah 80.298 kasus dan 3.245 kematian, dengan total penduduk negara mencapai 1,4 miliar orang dan sekitar 10 juta penduduk meninggal setiap tahunnya.
Jumlah pasien yang baru didiagnosis telah turun menjadi sekitar 25 setiap harinya, tanpa ada kasus penyebaran yang dilaporkan sejak Rabu.
Mencari titik puncak wabah di setiap negara
Kini, ilmuwan yang menerima Hadiah Nobel 2013 itu tengah mecoba melihat adanya titik puncak dengan metode serupa di negara-negara lain.
Bahkan, titik ledakan itu juga diprediksi terjadi pada negara-negara yang tidak memberlakukan aturan isolasi ketat atau lockdown seperti dilakukan oleh China.
Untuk mendapatkan kesimpulan ini, Levitt menganalisis data dari 78 negara yang melaporkan lebih dari 50 kasus Covid-19 baru setiap harinya dan melihat adanya tanda-tanda pemulihan di banyak negara.
Dia tidak fokus pada jumlah total kasus di suatu negara, tetapi lebih pada jumlah kasus baru yang diidentifikasi setiap hari, terutama pada perubahan jumlah dari satu hari ke hari berikutnya.
"Angka-angkanya masih tinggi, tetapi jelas ada tanda-tanda pertumbuhan (virus corona) melambat," katanya.
Misalnya, di Korea Selatan, kasus baru memang masih muncul dan membuat jumlah total kasus bertambah.
Namun, perhitungan kasus baru setiap harinya telah menurun dalam beberapa minggu terakhir dengan angka tetap di bawah 200.
Data itu menunjukkan bahwa wabah corona di sana mungkin sudah mereda.
Selanjutnya di Iran, jumlah kasus baru Covid-19 yang terkonfirmasi per harinya relatif datar pada pekan lalu.
Pada Senin pekan lalu, kenaikan kasus mencapai 1.053, tetapi pada hari Minggu hanya 1.028.
Meskipun angka kasus baru tersebut terbilang masih cukup tinggi, kata Levitt, tetapi polanya menunjukkan bahwa wabah di sana seolah sudah melewati batas setengah jalan dari masa ledakan wabah.
Sementara, jumlah kasus baru di Italia diperkirakan masih akan terus meninggi.
Di negara itu, jumlah kasus baru yang terkonfirmasi terus meningkat pada sebagian besar hari dalam sepekan terakhir ini.
Di tempat-tempat yang telah berhasil pulih dari wabah awal yakni Wuhan, China, para pejabat masih harus mengantisipasi fakta bahwa virus corona dapat kembali.
Seperti China yang sekarang sedang berjuang menghentikan gelombang kedua infeksi baru yang datang dari tempat-tempat di mana virus itu menyebar tak terkendali.
Negara-negara lain, menurut dia, hampir pasti menghadapi masalah yang sama.
Tidak separah yang terjadi
Levitt mengatakan, ia mendukung kebijakan-kebijakan ketat untuk memerangi wabah tersebut.
Menurut dia, mandat social distancing dan physical distancing atau pembatasan sosial sangat penting.
Terutama larangan pertemuan besar, karena virus ini sangat baru sehingga penduduk tidak memiliki kekebalan terhadapnya dan vaksin kemungkinan baru bisa digunakan beberapa bulan lagi.
Meski begitu, lanjutnya, mendapatkan vaksinasi flu juga penting untuk mengurangi kemungkinan rumah sakit dibanjiri pasien karena virus corona yang tidak terdeteksi.
Dia menambahkan, pemberitaan media juga berkontribusi besar terhadap kepanikan yang tidak perlu di masyarakat.
Padahal, kasus penyakit lainnya yang juga menyebabkan angka kematian yang tinggi tidak hanya virus corona, tetapi hal itu tidak banyak diberitakan.
Levitt khawatir, langkah-langkah kesehatan masyarakat yang telah menyebabkan gangguan ekonomi yang masif ini justru bisa menyebabkan bencana kesehatan mental mereka sendiri, seperti kemiskinan dan keputusasaan karena kehilangan pekerjaan.
Dia menuturkan, virus dapat tumbuh secara eksponensial atau peningkatan dalam periode tertentu hanya ketika tidak terdeteksi dan tidak ada yang bertindak untuk mengendalikannya.
Hal itulah yang terjadi di Korea Selatan bulan lalu.
Jadi, perlu deteksi dini yang lebih baik, tidak hanya melalui pengujian, tetapi juga bisa dengan pengawasan suhu tubuh seperti diterapkan China, dan isolasi sosial.
Meskipun untuk sementara ini tingkat kematian akibat Covid-19 tampak secara signifikan lebih tinggi daripada flu, Levitt mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir.
"Ini bukan akhir dunia. Situasi sebenarnya tidak separah yang seolah terjadi," ungkapnya.
Kabar baik itu tertuang dalam analisis seorang pemenang Nobel sekaligus ahli biofisika Stanford, Michael Levitt.
Pada penelitian tersebut memperkirakan peningkatan jumlah kematian terkait kasus virus corona akan terus berkurang dari hari ke hari.
Dikutip TribunPalu.com dari media teknologi daring Israel, calcalistech.com Michael Levitt menceritakan detail soal kabar baik ini.
Levitt sengaja mengirimka pesan-pesan menenangkan kepada teman-temannya yang berada di China.
Lalu, analisis Levitt tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin dan diteruskan melalui pesan broadcast.
Kabar baik ini pun menjadi pembicaraan populer untuk berbagai wawancara di Asia.
Levitt mungkin bukanlah ahli epidemiologi, tetapi ia memahami betul tentang perhitungan dan statistik, katanya kepada Calcalist dalam sebuah wawancara telepon.
Meskipun dia yakin pandemi ini akan berjalan baik-baik saja, Levitt menekankan dukungannya terhadap semua kebijakan demi keselamatan yang saat ini sedang diterapkan dan wajib untuk dipatuhi.
Levitt sama sekali tak bermaksud menjadi nabi yang meramalkan kapan akhir dari pandemi ini terjadi, sebab analisisnya tepat merupakan hal yang tidak disengaja.
Istrinya, Shoshan Brosh adalah seorang peneliti seni di China dan kurator untuk seni fotografer setempat, yang berarti pasangan ini harus membagi waktu mereka antara Amerika Serikat, Israel, dan China.
Saat kasus corona ini meledak, Brosh menulis kalimat penyemangat kepada teman-temannya di China.
"Ketika mereka menjawab kami, mereka menggambarkan betapa rumitnya situasi di sana (China), saya memutuskan untuk menelisik lebih dalam pada angka-angka (laporan kasus setiap harinya) dengan harapan bisa mendapatkan beberapa kesimpulan," jelas Levitt seperti dikutip dari Calcalistech yang terbit Jumat (13/3/2020).
“Tingkat infeksi virus di provinsi Hubei meningkat 30% setiap hari. Itu adalah statistik yang menakutkan. Saya bukan ahli influenza tetapi saya bisa menganalisis angka dan itu adalah pertumbuhan eksponensial," sambungnya.
Pada tingkat ini, kemungkinan terburuknya seluruh dunia seharusnya sudah terinfeksi dalam 90 hari, katanya.
Namun, dari hari ke hari tren tersebut berubah.
Ketika Levitt mulai menganalisis data pada 1 Februari, Hubei memiliki 1.800 kasus baru setiap hari dan dalam enam hari jumlah ini mencapai 4.700.
“Dan kemudian, pada 7 Februari, jumlah kasus infeksi baru mulai menurun secara linear dan tidak berhenti. Seminggu kemudian, hal yang sama terjadi dengan jumlah kematian," kata Levitt.
Itu artinya, perubahan yang signifikan pada kurva ini menandai titik puncak.
"Perubahan dramatis pada kurva ini menandai titik tengah dan memungkinkan prediksi yang lebih baik tentang kapan pandemi akan berakhir. Berdasarkan itu, saya menyimpulkan bahwa situasi di seluruh Tiongkok akan membaik dalam dua minggu. Dan, memang, sekarang ada sangat sedikit kasus infeksi baru,” lanjutnya.
Pesan Levitt dalam sebuah broadcast itu dengan cepat membuat penasaran masyarakat China dan orang-orang yang ingin memastikan dia memang menulis informasi yang benar.
Kemudian, mereka pun mulai menghubungi Levitt untuk mengkonfirmasi prediksinya itu.
“Itulah bagaimana saya tahu saya perlu melanjutkan (analisis angka tersebut),” katanya.
Levitt mulai mengirimkan laporan berkala kepada teman-temannya di China, dan popularitas mereka menyebabkan wawancara di televisi China, misalnya pada CGTN yang setara dengan CNN.
Berdasarkan berkurangnya jumlah kasus infeksi dan kematian, katanya, virus itu mungkin akan hilang dari China pada akhir Maret.
Levitt menghindari membuat prediksi ini secara global.
Di China, katanya, jumlah kasus infeksi baru akan segera mencapai angka nol.
Lalu Korea Selatan telah melewati titik puncak dan sudah dapat melihat ujung akhir wabah ini.
Menurutnya, mengenai seluruh dunia, masih sulit untuk memprediksikannya.
Dari hasil hitungannya itu dengan tepat menemukan bahwa China akan melalui puncak virus corona terburuknya, jauh sebelum banyak pakar kesehatan memperkirakan.
Jika sejumlah ahli epidemiologi memprediksi akan ada gangguan sosial besar-besaran dan berkepanjangan serta jutaan kematian, analisis Levitt justru berkebalikan dengan skenario terburuk itu.
"Yang kita butuhkan saat ini adalah mengendalikan kepanikan. Dalam skala besar, kita akan baik-baik saja," kata Levitt dalam wawancaranya.
Data yang digunakan Levitt
Lantas data apa yang dianalisis oleh Levitt dari kasus wabah virus corona di China?
Pada 31 Januari, China mencatat 46 kasus kematian baru karena virus corona dan 42 kematian sehari sebelumnya.
Meski jumlah kematian terus meningkat setiap harinya, tetapi tren kenaikan itu perlahan mereda.
Menurut penelitiannya, Levitt menemukan fakta bahwa kasus baru yang sedang diidentifikasi atau dalam masa pasien dalam pengawasan (PDP) cenderung lebih lambat daripada jumlah kasus baru positif terinfeksi corona menjadi tanda awal bahwa lintasan wabah telah bergeser.
"Ini menunjukkan bahwa tingkat peningkatan jumlah kematian akan melambat pada pekan-pekan mendatang," tulis Levitt dalam sebuah laporan yang dikirim kepada teman-temannya, 1 Februari lalu, yang secara luas dibagikan di media sosial China.
Itulah mengapa ia berani memperkirakan jumlah kematian akan berkurang setiap hari.
Prediksi yang akurat
Tiga minggu setelahnya, Levitt mengatakan kepada China Daily News bahwa tingkat pertumbuhan virus telah memuncak.
Dia memperkirakan bahwa jumlah total kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di China akan mencapai sekitar 80.000, dengan sekitar 3.250 kematian.
Perkiraan ini ternyata sangat akurat.
Pada 16 Maret, total kasus Covid-19 di China tercatat sejumlah 80.298 kasus dan 3.245 kematian, dengan total penduduk negara mencapai 1,4 miliar orang dan sekitar 10 juta penduduk meninggal setiap tahunnya.
Jumlah pasien yang baru didiagnosis telah turun menjadi sekitar 25 setiap harinya, tanpa ada kasus penyebaran yang dilaporkan sejak Rabu.
Mencari titik puncak wabah di setiap negara
Kini, ilmuwan yang menerima Hadiah Nobel 2013 itu tengah mecoba melihat adanya titik puncak dengan metode serupa di negara-negara lain.
Bahkan, titik ledakan itu juga diprediksi terjadi pada negara-negara yang tidak memberlakukan aturan isolasi ketat atau lockdown seperti dilakukan oleh China.
Untuk mendapatkan kesimpulan ini, Levitt menganalisis data dari 78 negara yang melaporkan lebih dari 50 kasus Covid-19 baru setiap harinya dan melihat adanya tanda-tanda pemulihan di banyak negara.
Dia tidak fokus pada jumlah total kasus di suatu negara, tetapi lebih pada jumlah kasus baru yang diidentifikasi setiap hari, terutama pada perubahan jumlah dari satu hari ke hari berikutnya.
"Angka-angkanya masih tinggi, tetapi jelas ada tanda-tanda pertumbuhan (virus corona) melambat," katanya.
Misalnya, di Korea Selatan, kasus baru memang masih muncul dan membuat jumlah total kasus bertambah.
Namun, perhitungan kasus baru setiap harinya telah menurun dalam beberapa minggu terakhir dengan angka tetap di bawah 200.
Data itu menunjukkan bahwa wabah corona di sana mungkin sudah mereda.
Selanjutnya di Iran, jumlah kasus baru Covid-19 yang terkonfirmasi per harinya relatif datar pada pekan lalu.
Pada Senin pekan lalu, kenaikan kasus mencapai 1.053, tetapi pada hari Minggu hanya 1.028.
Meskipun angka kasus baru tersebut terbilang masih cukup tinggi, kata Levitt, tetapi polanya menunjukkan bahwa wabah di sana seolah sudah melewati batas setengah jalan dari masa ledakan wabah.
Sementara, jumlah kasus baru di Italia diperkirakan masih akan terus meninggi.
Di negara itu, jumlah kasus baru yang terkonfirmasi terus meningkat pada sebagian besar hari dalam sepekan terakhir ini.
Di tempat-tempat yang telah berhasil pulih dari wabah awal yakni Wuhan, China, para pejabat masih harus mengantisipasi fakta bahwa virus corona dapat kembali.
Seperti China yang sekarang sedang berjuang menghentikan gelombang kedua infeksi baru yang datang dari tempat-tempat di mana virus itu menyebar tak terkendali.
Negara-negara lain, menurut dia, hampir pasti menghadapi masalah yang sama.
Tidak separah yang terjadi
Levitt mengatakan, ia mendukung kebijakan-kebijakan ketat untuk memerangi wabah tersebut.
Menurut dia, mandat social distancing dan physical distancing atau pembatasan sosial sangat penting.
Terutama larangan pertemuan besar, karena virus ini sangat baru sehingga penduduk tidak memiliki kekebalan terhadapnya dan vaksin kemungkinan baru bisa digunakan beberapa bulan lagi.
Meski begitu, lanjutnya, mendapatkan vaksinasi flu juga penting untuk mengurangi kemungkinan rumah sakit dibanjiri pasien karena virus corona yang tidak terdeteksi.
Dia menambahkan, pemberitaan media juga berkontribusi besar terhadap kepanikan yang tidak perlu di masyarakat.
Padahal, kasus penyakit lainnya yang juga menyebabkan angka kematian yang tinggi tidak hanya virus corona, tetapi hal itu tidak banyak diberitakan.
Levitt khawatir, langkah-langkah kesehatan masyarakat yang telah menyebabkan gangguan ekonomi yang masif ini justru bisa menyebabkan bencana kesehatan mental mereka sendiri, seperti kemiskinan dan keputusasaan karena kehilangan pekerjaan.
Dia menuturkan, virus dapat tumbuh secara eksponensial atau peningkatan dalam periode tertentu hanya ketika tidak terdeteksi dan tidak ada yang bertindak untuk mengendalikannya.
Hal itulah yang terjadi di Korea Selatan bulan lalu.
Jadi, perlu deteksi dini yang lebih baik, tidak hanya melalui pengujian, tetapi juga bisa dengan pengawasan suhu tubuh seperti diterapkan China, dan isolasi sosial.
Meskipun untuk sementara ini tingkat kematian akibat Covid-19 tampak secara signifikan lebih tinggi daripada flu, Levitt mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir.
"Ini bukan akhir dunia. Situasi sebenarnya tidak separah yang seolah terjadi," ungkapnya.
web hosting surabaya
cpanel web hosting
beli web hosting
daftar domain
membuat web hosting
jakarta web hosting
wordpress hosting indonesia
indo web hosting
web hosting termurah
hosting indonesia gratis
singapore hosting
sewa web hosting
hosting tangguh
buy hosting
vps hosting indonesia
web hosting indonesia terbaik
web hosting indonesia gratis
web hosting terbaik
hosting web
beli domain dan hosting murah
web hosting murah
beli hosting murah
daftar web hosting
shared hosting murah
web hosting murah unlimited
web hosting indonesia
web hosting terbaik indonesia
hosting murah unlimited
review hosting indonesia
70
Rp 2.03 0.47
web hosting terbaik di indonesia
90
Rp 1.96 0.46
hosting terbaik
1600
Rp 1.91 0.42
sewa hosting murah
30
Rp 1.9 0.79
hosting indonesia terbaik
390
Rp 1.89 0.4
paket hosting murah
40
Rp 1.87 0.96
vps hosting murah
30
Rp 1.85 0.97
jasa web hosting
30
Rp 1.78 0.73
hosting terbaik indonesia
880
Rp 1.77 0.44
web hosting murah indonesia
70
Rp 1.77 0.71
best hosting indonesia
90
Rp 1.7 0.62
hosting murah
5400
Rp 1.7 0.93
domain id
1000
Rp 1.69 0.45
hosting cpanel
110
Rp 1.69 0.61
hosting dan domain
210
Rp 1.66 0.64
hosting free
880
Rp 1.66 0.64
top 10 web hosting indonesia
50
Rp 1.64 0.67
bisnis hosting
50
Rp 1.63 0.43
jual domain murah
210
Rp 1.62 0.89
web hosting gratis
2900
Rp 1.62 0.55
beli domain dan hosting
590
Rp 1.6 0.68
domain hosting indonesia
50
Rp 1.6 0.82
beli hosting
390
Rp 1.58 0.72
bisnis web hosting
20
Rp 1.57 0.73
email hosting indonesia
260
Rp 1.56 0.46
membuat server hosting sendiri
70
Rp 1.52 0.16
free hosting and domain
480
Rp 1.51 0.64
harga domain
880
Rp 1.49 0.51
telkom hosting
90
Rp 1.49 0.1
hosting indonesia murah
90
Rp 1.46 0.88
hosting terbaik di indonesia
210
Rp 1.46 0.5
cara hosting web
480
Rp 1.44 0.38
unlimited hosting
140
Rp 1.44 0.92
biznet hosting
140
Rp 1.42 0.22
unlimited hosting indonesia
50
Rp 1.42 0.88
top hosting indonesia
30
Rp 1.41 0.58
hosting yang bagus
50
Rp 1.4 0.48
asian brain hosting
40
Rp 1.39 0.19
domain dan hosting murah
170
Rp 1.39 0.94
domain hosting murah
320
Rp 1.37 0.63
cara beli domain
320
Rp 1.35 0.48
beli domain murah
880
Rp 1.34 0.72
plasa hosting
260
Rp 1.34 0.15
hosting murah indonesia
jagoan hosting surabaya
jual domain
hosting server indonesia
cara pindah hosting
pasarhosting
sewa domain
webhost
cpanel hosting
hosting murah berkualitas
domain dan hosting
harga hosting
membuat server hosting
daftar hosting
harga hosting dan domain
windows hosting indonesia
jasa hosting terbaik
jasa hosting murah
hosting indonesia
domain paling murah
hosting termurah indonesia
pengertian domain dan hosting
hosting gratis terbaik
domain dan hosting gratis